JAKARTA - Sejumlah peneliti di China dilaporkan sedang mengembangkan baterai logam lithium jenis baru, ini dicetak lewat teknologi printer 3D. Hasilnya secara signifikan meningkatkan kepadatan energi dan masa pakai baterai.
Baterai logam lithium diperkirakan akan menjadi baterai tinggi energi generasi berikutnya karena potensi kepadatan energi tinggi yang dimilikinya.
Namun, beberapa faktor penghambat, seperti pertumbuhan dendrit lithium dan efisiensi Coulomb yang rendah, yang menghasilkan kemampuan siklus buruk serta kepadatan energi yang rendah, membuat pengaplikasiannya terbatas.
Para peneliti dari Institut Fisika Kimia Dalian di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, menggunakan teknologi pencetakan 3D guna membuat rangka berbasis titanium karbida untuk logam lithium untuk disimpan sebagai katode.
Katode tersebut, mencapai kapasitas areal yang sangat baik sebesar 30 miliampere-jam per sentimeter persegi dan siklus masa pakai lebih dari 4.800 jam tanpa menghasilkan dendrit lithium.