VOLKSWAGEN akan membentuk usaha patungan dengan Huayou Cobalt dan Tsingshan Group untuk mengamankan pasokan bahan baku baterai listrik yakni nikel dan kobalt di China, pasar mobil terbesar di dunia, dalam upaya memangkas biaya pada saat harga bahan baku melonjak.
Langkah ini merupakan bagian dari dorongan 30 miliar euro (33,2 miliar dolar AS) oleh produsen mobil terbesar kedua di dunia itu untuk membangun jaringan pabrik sel baterai dan mengamankan lebih banyak akses langsung ke bahan baku vital yang dibutuhkan untuk memasok mereka.
Volkswagen, Huayou Cobalt dan Tsingshan telah menandatangani nota kesepahaman untuk usaha patungan di Indonesia, di mana lebih dari 10 persen dari cadangan bijih nikel laterit dunia berada, untuk fokus pada produksi bahan baku baterai mobil listrik yaitu nikel dan kobalt.
Pada tahap akhir ekspansi usaha, itu akan dapat memasok bahan baku untuk baterai kendaraan listrik senilai 160 gigawatt jam, kata Volkswagen China Group dalam sebuah pernyataan.
Usaha patungan kedua Volkswagen akan dibentuk dengan Huayou di wilayah Guangxi barat daya China untuk pemurnian nikel dan kobalt sulfat, produksi bahan prekursor dan katoda, katanya.
"Kerja sama ini bertujuan untuk mencapai keuntungan biaya yang signifikan, mengamankan pasokan bahan baku dan mencapai rantai pasokan yang transparan dan berkelanjutan," katanya. "Kedua kemitraan menargetkan untuk berkontribusi pada target jangka panjang Grup dari pengurangan biaya 30-50 persen pada setiap baterai."