PARA pembuat mobil memperingatkan kekurangan semikonduktor telah memperlambat produksi dan akan berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Melansir AFP pada Senin, Jaguar Land Rover menyebutkan kekurangan semikonduktor dapat memangkas setengah produksi kuartal ketiganya.
Baca juga: Tesla Siapkan Rp16 Triliun Bangun Pabrik Cybertruck di Texas
Sementara Volkswagen mengatakan dampaknya kemungkinan akan lebih jelas pada kuartal ketiga karena menurunkan perkiraan produksi tahunannya sekitar 450.000 kendaraan.
Jumlah tersebut adalah lima persen dari tingkat produksi tahun lalu atau sepertiga dari peningkatan output yang diharapkan VW awal tahun ini.
"Risiko kemacetan dan gangguan dalam pasokan komponen semikonduktor telah meningkat di seluruh industri," kata perusahaan mobil Jerman itu.
Di sisi lain, Nissan juga terpaksa menunda peluncuran crossover all-electric barunya, Ariya, karena kekurangan chip.
Baca juga: Semikonduktor Langka, Produksi Jeep Cherokee Terpaksa Terhenti
Menurut seorang analis, pembuat mobil mungkin sudah hampir berada dalam kondisi terburuk.
"Kami telah mencapai puncak krisis," kata kepala Pusat Penelitian Otomotif di Jerman Ferdinand Dudenhoeffer.
"Situasi akan membaik ketika kapasitas produksi baru tersedia, tetapi masalahnya tidak akan selesai pada akhir 2021 dan dapat berlanjut hingga 2023," lanjutnya.
Ia memperkirakan kekurangan tersebut akan mengakibatkan kerugian keseluruhan dalam produksi 5,2 juta kendaraan tahun ini.
Sebagai informasi, semikonduktor berperan penting untuk mendukung sistem elektronik mobil modern dan telah mengalami kekurangan pasokan sejak akhir tahun lalu.

Untuk mengatasi hal tersebut, selama bertahun-tahun pembuat mobil telah mengurangi persediaan yang mereka simpan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Dudenhoeffer mengatakan jika produsen mobil telah mampu mengatasi kekurangan semikonduktor, masalah lain akan menunggu. Kekurangan pasokan baterai mungkin akan muncul pada 2023 seiring dengan peningkatan produksi kendaraan listrik dengan cepat.
(Salman Mardira)