Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

2020, Waspada Meningkatnya Serangan Malware hingga Penyebaran Hoax

Pernita Hestin Untari , Jurnalis-Selasa, 31 Desember 2019 |15:01 WIB
2020, Waspada Meningkatnya Serangan Malware hingga Penyebaran Hoax
Ilustrasi (Foto: Microsoft News)
A
A
A

Ditambahkan Pratama, semakin banyak orang sadar celah keamanan tidak selalu soal sistem pada web, aplikasi dan jaringan. Makin banyak yang menyadari bahwa manipulasi bisa juga dilakukan lewat korban yang minim pengetahuan IT.

Paling banyak adalah kejadian menjebol akun dengan meminta OTP lewat SMS maupun telepon. Ini merupakan praktek social engineering yang sudah sering dilakukan pelaku kejahatan dengan berbagai modus.

“Baik pihak perbankan, marketplace dan siapapun yang berbisnis dengan internet serta aplikasi harus memperhatikan ini. Aspek penguatan keamanan siber tidak hanya di teknis, namun juga edukasi ke masyarakat, sehingga memperkecil peluang penipuan,” terang Pratama.

“Social engineering lewat phising juga akan tetep tinggi di 2020. Kaspersky menyatakan bahwa ada 14 juta upaya phising hanya di Asia Tenggara sepanjang paruh pertama 2019, pastinya sebagian besar menyasar Indonesia," jelas Pratama.

Dijelaskan olehnya, ancaman besar juga datang akibat kurang siapnya SDM dalam menghadapi ancaman siber dan proses digitalisasi. Pemerintah cukup menyadari ini dengan mengadakan Digital Talent 2019 yang salah satunya memperbanyak SDM dengan kemampuan di bidang siber, salah satunya adalah keamanan siber.

2020, Waspada Meningkatnya Serangan Malware hingga Penyebaran Hoax

Baca Juga: Aplikasi BMKG Ungkap Malam Tahun Baru Muncul Hujan

“Ancaman yang cukup serius bagi Indonesia di 2020 adalah penggunaan data pribadi dan data lainnya. Terutama setelah keluarnya PP no.71 Tahun 2019 yang didalamnya mengatur tentang penempatan pusat data yang lebih fleksibel. Padahal disaat bersamaan Indonesia belum memiliki UU Perlidungan Data Pribadi, sehingga kedaulatan data kita terancam,” jelasnya.

Serangan berbasis IOT (Internet Of Things) juga akan semakin meningkat di 2020, dengan semakin maraknya perangkat terhubung satu sama lain bisa menciptakan celah bagi penyerang untuk membajak perangkat ini untuk menyusup ke jaringan bisnis.

Ancaman terhadap kelangsungan pilkada serentak 2020 di tanah air juga bisa berasal dari wilayah siber. Selain peretasan, ancaman dari media sosial lewat hate speech dan hoax juga sangat membahayakan berlangsungnya proses pilkada serentak.

Penegakan hukum dan edukasi di masyarakat akan sangat membantu mengurangi ancaman terhadap pilkada serentak.

“Tren hoax akan masuk ke level lebih tinggi dengan adanya deepfake yang dikembangkan dengan AI. Salah satu hasilnya adalah video hoax yang secara kasat mata sulit sekali dibedakan mana asli mana hoax. Ini harus diwaspadai sejak dini, karena rawan memecah belah masyarakat bawah,” tegas Pratama.

Baca Juga: Catat, WhatsApp Akhiri Dukungan Perangkat Android dan iOS Lawas Februari 2020

(Ahmad Luthfi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement