Sekira 3.000 tahun sebelum masehi, orang Mesir Kuno telah mengetahui bagaimana merakit papan kayu ke dalam lambung kapal. Mereka menggunakan tali pengikat untuk merapatkan papan.
Alang-alang dan rumput di antara papan itu membantu menguatkan. Sejarawan dan ahli geografi Yunani, Agatharchides telah mendokumentasikan pembajakan kapal di antara orang-orang mesir awal selama masa Kerajaan Raya yang sejahtera antara abad ke-30 dan abad ke-25 sebelum masehi.
Pada abad ke-14 hingga abad ke-18, teknologi navigasi masih tetap primitif. Ketiadaan teknologi ini tidak menghalangi beberapa peradaban untuk menjadi penguasa laut. Contohnya termasuk republik maritim Genoa dan Venesia, Hanseatic League, dan angkatan laut Bizantium.
Baca juga: Dasar Laut Menyimpan Api yang Menyala, Kok Bisa?
Sementara itu, orang-orang Viking menggunakan knarrs (semacam perahu) mereka untuk menjelajahi Amerika Utara, berdagang di Laut Baltik dan menjarah banyak wilayah pesisir Eropa Barat.
Selama paruh pertama abad ke-18, Angkatan Laut Prancis mulai mengembangkan jenis kapal baru yang dikenal sebagai kapal garis, yang menampilkan tujuh puluh empat senjata. Jenis kapal ini menjadi tulang punggung semua armada Eropa.