BEIJING – Kota-kota di China memasang alat pengenal wajah (facial recognition) untuk menangkap jaywalker atau penyebrang jalan yang tak memerhatikan rambu lalu lintas. Mereka akan diidentifikasi dan dipermalukan dengan fotonya yang terpasang di layar umum.
Teknologi ini merupakan teknologi baru yang digunakan di China. Menurut Xinhua, kota-kota di empat provinsi menggunakan hardware untuk membuat jaywalker tak bersebrangan dengan lampu merah.
Teknologi ini telah mendeteksi lebih dari 6.000 contoh orang yang melintasi lampu merah sejak dipasang pada awal Mei di Jinan, ibu kota provinsi Shandong timur. Alat pengenal wajah itu mengambil foto dan video 15 jam dari jaywalker yang gambarnya langsung muncul di layar, menunjukkan bahwa mereka telah tertangkap. Foto-foto tersebut dicocokkan dengan gambar di database polisi provinsi.
“Dalam 20 menit, foto pelaku dan informasi pribasi seperti nomor ID dan alamat rumah mereka ditampilkan dilayar dipersimpangan jalan,” kata Xinhua.
Polisi lalu lintas memberikan pelaku pilihan antara membayar denda USD3, mengikuti kursus setengah jam mengenai peraturan lalu lintas atau menghabiskan 20 menit untuk membantu petugas lalu lintas.
Departemen kepolisian lalu lintas Jinan juga dapat menerbitkan informasi pelaku pada akun media sosial Weibo-nya.
"Berkat teknologi baru yang telah diadopsi, kasus jaywalking telah berkurang dari 200 menjadi 20 setiap hari di persimpangan utama jalan Jingshi dan Shungeng," kata petugas polisi Jinan Li Yong seperti dikutip oleh Xinhua.
Laporan Xinhuan muncul setelah sebuah video yang viral di media sosial awal bulan ini. Video itu menunjukkan seorang perempuan ditabrak taksi bahkan tertabrak mobil hingga dua kali, dan tak ada orang yang menolongnya meski banyak yang lalu lalang di jalan tersebut hingga akhirnya perempuan itu meninggal.
Rekaman tersebut memicu kemarahan atas ketidakpedulian pejalan kaki dan pengendara lain yang tidak berhenti membantunya. Demikian seperti dilansir Phys, Rabu (21/6/2017).
(Kemas Irawan Nurrachman)