JAKARTA – Pemerintah bersikeras agar frekuensi TV dipindahkan dari analog ke digital. Sikap tersebut dinilai janggal dan ditenggarai karena motif ekonomi semata.
Hal itu diungkapkan pengamat komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Catur Suratnoadji bahwa dengan slot yang tersisa, nantinya akan dijual ke pihak pengelola data internet atau telepon seluler.
“Patut dicurigai kengototan pemerintah untuk segera memakai frekuensi analog ke digital karena pemerintah ingin menjual kelebihan slot kepada pihak pengelola data internet atau GSM, “ kata Catur Suratnoadji, di Surabaya, Kamis (7/5/2015).
Menurut Catur, kelebihan slot frekuensi kemungkinan besar dijual ke pihak pengelola data internet atau GSM dengan harga mahal. “Satu frekuensi dijual ke pengelola data dengan harga 12 triliun sedangkan jika dijual ke pengelola broadcasting hanya sekitar 1,5 triliun. Pemerintah akan lebih memilih jual ke pengelola GSM atau pengelola data internet dengan dalih keuntungan bagi negara,” kata Catur.