Keterjangkauan dan keterampilan digital juga tetap menjadi hambatan signifikan, demikian temuan laporan tersebut. Meskipun harga median paket broadband seluler khusus data telah menurun, ITU mencatat bahwa akses masih belum terjangkau di sekitar 60% negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar pengguna internet hanya memiliki keterampilan dasar, sementara kemampuan yang lebih canggih—termasuk keamanan daring, pemecahan masalah, dan pembuatan konten digital—berkembang lebih lambat, tambah laporan itu.
Cosmas Luckyson Zavazava, Direktur Biro Pengembangan Telekomunikasi ITU, mengatakan data yang andal sangat penting bagi kebijakan digital yang efektif dan untuk mencapai visi bersama tentang konektivitas universal. Ia menekankan bahwa upaya berkelanjutan dan terarah dalam infrastruktur, keterampilan, dan sistem data diperlukan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa perkembangan digital masih berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi, gender, dan lokasi. Penggunaan internet mencapai 94% di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi hanya 23% di negara-negara berpenghasilan rendah.