Peneliti Temukan Objek Diduga Planet Baru di Pinggiran Tata Surya

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 01 Juni 2025 18:30 WIB
Ilustrasi.
Share :

WASHINGTON - Para ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah objek selebar sekira 700 km atau 435 mil di bagian terluar tata surya kita. Objek tersebut kemungkinan memenuhi syarat sebagai sebuah planet kerdil yang bergerak pada lintasan orbit mengelilingi Matahari.

Menurut para ilmuwan, itu merupakan salah satu objek tampak terjauh di tata surya kita, dan mengatakan keberadaannya menunjukkan bahwa hamparan ruang angkasa yang luas di luar planet terluar Neptunus dan wilayah yang disebut Sabuk Kuiper mungkin tidak sepi, seperti yang selama ini diperkirakan. Sabuk Kuiper dihuni oleh banyak benda es.

Objek yang diberi nama 2017 OF201 itu termasuk dalam kategori objek trans-Neptunus yang mengorbit Matahari pada jarak yang lebih jauh dari Neptunus. Objek tersebut membutuhkan waktu sekira 25.000 tahun untuk menyelesaikan satu orbit matahari, dibandingkan dengan 365 hari bagi Bumi untuk melakukannya.

Para peneliti mengatakan 2017 OF201 diidentifikasi dalam pengamatan oleh teleskop di Chile dan Hawaii yang berlangsung selama tujuh tahun.

"Potensinya cukup besar untuk memenuhi syarat sebagai planet kerdil. Orbitnya sangat lebar dan eksentrik, yang berarti ia mengalami jalur migrasi orbit yang menarik di masa lalu," kata astrofisikawan Sihao Cheng dari Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, sebagaimana dilansir Reuters. Cheng memimpin penelitina tersebut Bersama dengan Jiaxuan Li dan Eritas Yang, mahasiswa pascasarjana di Universitas Princeton.

Lebih Kecil dari Planet Kerdil Lainnya

Ukurannya diperkirakan sedikit lebih kecil dari Ceres, yang merupakan planet kerdil terkecil dari lima planet kerdil yang dikenal di tata surya dan memiliki diameter sekira 950 km. Pluto, planet kerdil terbesar di antara planet-planet tersebut, memiliki diameter sekira 2.377 km.

Massa 2017 OF201 diperkirakan sekira 20.000 kali lebih kecil dari Bumi dan 50 kali lebih kecil dari Pluto.

"Kami belum tahu bentuknya. Sayangnya, planet itu terlalu jauh dan agak sulit untuk mengungkapnya dengan teleskop," kata Cheng. "Komposisinya sama sekali belum diketahui, tetapi kemungkinan mirip dengan benda-benda es lainnya."

Penemuan tersebut diumumkan oleh Minor Planet Center dari International Astronomical Union, sebuah organisasi astronom internasional, dan dirinci dalam sebuah studi yang diunggah di situs penelitian akses terbuka arXiv. Studi tersebut belum ditinjau sejawat.

 

Jarak orbit Bumi dari matahari disebut satuan astronomi. 2017 OF201 saat ini berada pada jarak 90,5 satuan astronomi dari matahari, yang berarti 90,5 kali lebih jauh dari Bumi.

Namun pada titik terjauhnya selama orbitnya, 2017 OF201 berjarak lebih dari 1.600 satuan astronomi dari matahari, sedangkan titik terdekat pada orbitnya sekitar 45 satuan astronomi. Itu berarti terkadang lebih dekat ke matahari daripada Pluto, yang jarak orbitnya berkisar antara 30 hingga 49 satuan astronomi saat ia menempuh lintasan elips mengelilingi matahari.

Para peneliti menduga bahwa orbit ekstrem 2017 OF201 mungkin disebabkan oleh pertemuan dekat dengan pengaruh gravitasi sebuah planet raksasa di masa lampau.

Planet Kerdil Tata Surya

Lima planet kerdil yang diakui oleh Persatuan Astronomi Internasional adalah, berdasarkan jarak dari matahari: Ceres, yang merupakan objek terbesar di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, kemudian Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris, yang semuanya mengorbit di luar Neptunus.

Organisasi tersebut mendefinisikan planet dan planet kerdil secara berbeda. Sebuah planet harus mengorbit bintang induknya - dalam kasus kita matahari - dan harus sebagian besar berbentuk bulat dan cukup besar sehingga kekuatan gravitasinya menyingkirkan objek lain dengan ukuran serupa di dekat orbitnya. Sebuah planet kerdil harus mengorbit matahari dan sebagian besar berbentuk bulat, tetapi belum menyingkirkan objek lain dari orbitnya.

Cheng mengatakan penemuan 2017 OF201 memiliki implikasi untuk hipotesis yang melibatkan potensi keberadaan planet kesembilan di tata surya kita, yang dijuluki Planet X atau Planet Sembilan.

 

Hal ini karena orbit 2017 OF201 tidak mengikuti pola yang ditunjukkan oleh objek trans-Neptunus lain yang diketahui, yang cenderung mengelompok bersama. Beberapa ilmuwan telah berhipotesis bahwa pengelompokan tersebut disebabkan oleh gravitasi sebuah planet yang belum ditemukan.

"Keberadaan 2017 OF201 sebagai anomali terhadap pengelompokan tersebut berpotensi menantang hipotesis ini," kata Cheng.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya