Bulan lalu, perusahaan itu memperkenalkan model AI terbarunya, Ernie 4.5 Turbo, yang diklaimnya menyamai model AI terbaik di industri dalam beberapa uji tolok ukur. Akan tetapi, chatbot Ernie kesulitan mendapatkan daya tarik di tengah persaingan yang ketat.
Sejumlah upaya sedang dilakukan di luar China untuk mencoba dan menafsirkan apa yang ingin disampaikan hewan.
Peneliti internasional di Project CETI (Cetacean Translation Initiative) telah menggunakan analisis statistik dan AI sejak 2020 untuk memahami bagaimana paus sperma berkomunikasi, sementara Earth Species Project, sebuah lembaga nirlaba yang didirikan pada 2017 yang pendukungnya termasuk Reid Hoffman dari LinkedIn, juga mencoba menggunakan AI untuk memecahkan kode komunikasi hewan.
Laporan media lokal tentang permohonan paten Baidu telah memicu diskusi di platform media sosial China. Sementara beberapa orang gembira dengan kemungkinan untuk akhirnya bisa lebih memahami hewan peliharaan mereka, sebagian lainnya bersikap skeptis.
"Meskipun kedengarannya mengesankan, kita perlu melihat bagaimana kinerjanya dalam aplikasi dunia nyata," komentar seorang pengguna di Weibo.
(Rahman Asmardika)