Salah satu faktor yang membuat Zuchongzhi 3.0 mampu mencapai performa tinggi adalah penggunaan teknologi superkonduktor yang lebih maju. Para ilmuwan China menggunakan logam seperti tantalum, niobium, dan aluminium, yang memiliki daya tahan tinggi terhadap gangguan eksternal. Selain itu, desain flip-chip dengan indium bump memungkinkan perangkat ini memiliki akurasi lebih baik serta mengurangi tingkat kesalahan perhitungan yang sering terjadi pada komputer kuantum generasi sebelumnya.
Selain peningkatan jumlah qubit, para peneliti juga melakukan optimasi dalam fabrikasi dan konfigurasi kabel prosesor, sehingga memungkinkan Zuchongzhi 3.0 menjalankan simulasi kompleks dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan komputer kuantum sebelumnya.
"Terobosan ini menunjukkan bahwa komputer kuantum sudah mencapai tahap di mana dapat menyelesaikan masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh komputer klasik," terang salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan komputer ini.
Dengan kecepatan komputasi yang jauh melampaui komputer klasik, Zuchongzhi 3.0 diperkirakan akan membawa perubahan besar di berbagai sektor, mulai dari kecerdasan buatan, pengembangan obat, hingga enkripsi data tingkat tinggi.
Ilmuwan USTC mengatakan bahwa penelitian ini bukan hanya tentang supremasi kuantum, tetapi juga landasan untuk era baru prosesor kuantum, untuk memainkan peran penting dalam memecahkan tantangan dunia nyata."
Selain itu, peningkatan kecepatan perhitungan komputer kuantum seperti Zuchongzhi 3.0 juga membuka peluang dalam penelitian fisika, kimia kuantum, dan simulasi material kompleks, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan komputer klasik.
Dengan pencapaian ini, China semakin memperkuat posisinya dalam perlombaan supremasi kuantum, menantang dominasi Amerika Serikat (AS) yang selama ini memimpin di bidang teknologi ini melalui perusahaan seperti Google dan IBM.