Gerakan AI Merdeka Bangun Kedaulatan Teknologi Indonesia

JAKARTA – Teknologi kecerdasan buatan atau AI telah menjadi sesuatu yang semakin banyak dan luas digunakan. Di tengah perkembangan ini, banyak negara berlomba untuk membangun kemampuan AI-nya agar tidak tertinggal dalam persaingan global, termasuk juga Indonesi

Indosat Ooredo Hutchison (Indosat atau IOH), melalui anak usahanya, Lintasarta, menyampaikan komitmen membangun kedaulatan teknologi AI di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan melalui Gerakan AI Merdeka.

Gerakan AI Merdeka adalah program yang terdiri dari sejumlah inisiatif. Misalnya, inisiatif Laskar AI yang membantu meningkatkan keterampilan talenta lokal AI di Indonesia, selain juga menyelenggarakan program beasiswa untuk total 650 orang baik mahasiswa dan dosen atau peneliti.

Inisiatif lain adalah Semesta AI di mana Indosat bersama Lintasarta berupaya mendirikan ekosistem AI di dalam negeri. Kemudian ada AI Use Case, sebuah program perusahaan yang membantu mengembangkan use case AI yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

“Melalui Gerakan AI Merdeka ini, kami ingin berkontribusi pada visi Indonesia Emas 2045,” kata President Director dan CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025 di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Pengembangan dan Adopsi AI

Menurut Bayu, Indonesia memiliki peluang strategis untuk mampu mengembangkan AI secara mandiri. Pasalnya, teknologi ini mulai banyak diadopsi oleh masyarakat Indonesia, seperti yang terlihat dari survei Katadata Insight Center yang menyebutkan bahwa 83,6 persen masyarakat telah mendengar tentang AI dan familiar dengan teknologi tersebut.

Sementara laporan bertajuk Kedaulatan AI untuk Memberdayakan Indonesia, sebanyak lebih dari 80 persen bisnis sudah mulai berinvestasi atau menggunakan AI untuk operasional mereka. Namun, laporan tersebut juga mengungkap bahwa baru 13 persen bisnis di Indonesia yang telah memanfaatkan AI di tingkat lanjut.