LONDON - Kecerdasan buatan (AI) dapat menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade dengan kemungkinan hingga 20%, menurut Geoffrey Hinton, tokoh pelopor dalam AI dan penerima Hadiah Nobel Fisika 2024. Pernyataan Hinton ini menunjukkan peningkatan 10% dari perkiraan sebelumnya, yang dibuat sekira setahun yang lalu.
Dalam wawancara di BBC Radio 4 pada Kamis, (26/12/2024) Hinton ditanya apakah ada yang berubah sejak perkiraannya sebelumnya tentang peluang kiamat AI. Ilmuwan pemenang Penghargaan Turing itu menjawab, "tidak juga, 10% hingga 20%."
Jawaban Hinton mendapatkan respon dari politikus Inggris yang menjadi tamu di acara tersebut, Javid Sajid, yang mengatakan bahwa perkiraan tersebut telah naik. Hinton, yang keluar dari Google tahun lalu mengatakan bahwa “kita tidak pernah harus berurusan dengan hal-hal yang lebih cerdas daripada diri kita sendiri sebelumnya."
Hinton, seorang ilmuwan Inggris-Kanada, yang menerima Hadiah Nobel Fisika tahun ini atas kontribusinya pada AI, menyoroti tantangan dalam mengendalikan sistem AI tingkat lanjut.
"Berapa banyak contoh yang Anda ketahui tentang sesuatu yang lebih cerdas yang dikendalikan oleh sesuatu yang kurang cerdas?... Evolusi telah berupaya keras untuk memungkinkan bayi mengendalikan ibu, tetapi itu satu-satunya contoh yang saya ketahui," kata Hinton, yang sering disebut sebagai 'Bapak AI'.
Hinton mencatat bahwa kemajuan AI telah "jauh lebih cepat dari yang saya harapkan," dan menyerukan regulasi untuk memastikan keselamatan. Ia memperingatkan agar tidak hanya bergantung pada motif keuntungan perusahaan, dengan menyatakan, "satu-satunya hal yang dapat memaksa perusahaan-perusahaan besar tersebut untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang keselamatan adalah regulasi pemerintah."