Perang Ukraina Telah Hasilkan Jutaan Jam Rekaman Video untuk Melatih Model AI Militer

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 23 Desember 2024 13:16 WIB
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
Share :

KYIV – Perang di Ukraina telah menghasilkan jutaan jam rekaman video yang dapat digunakan untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) dalam membuat keputusan di medan perang. Pakar mengatakan bahwa data ini akan sangat berharga untuk peperangan di masa depan yang berubah dan semakin bergantung dengan AI.

AI telah digunakan oleh kedua belah pihak di medan perang selama invasi Rusia ke Ukraina untuk mengidentifikasi target, memindai gambar jauh lebih cepat daripada yang dapat dilakukan manusia.

Oleksandr Dmitriev, pendiri OCHI, sistem digital nirlaba Ukraina yang memusatkan dan menganalisis rekaman video dari lebih dari 15.000 kru drone yang bekerja di garis depan, mengatakan kepada Reuters bahwa sistemnya telah mengumpulkan 2 juta jam, atau 228 tahun, video medan perang dari drone sejak 2022.

Itu akan menyediakan data penting untuk dipelajari AI.

"Ini adalah makanan untuk AI: Jika Anda ingin mengajari AI, Anda memberinya 2 juta jam (video), itu akan menjadi sesuatu yang supernatural," ujarnya.

Menurut Dmitriev, rekaman tersebut dapat digunakan untuk melatih model AI dalam taktik tempur, menemukan target, dan menilai efektivitas sistem persenjataan.

"Pada dasarnya itu adalah pengalaman yang dapat diubah menjadi matematika," katanya, seraya menambahkan bahwa program AI dapat mempelajari lintasan dan sudut di mana senjata paling efektif.

 

Sistem ini awalnya dibuat pada 2022 untuk memberikan gambaran umum kepada komandan militer tentang area medan perang mereka dengan menunjukkan rekaman drone dari semua kru di dekatnya yang berdampingan di satu layar.

Setelah sistem diluncurkan, tim yang menjalankannya menyadari bahwa video yang dikirim kembali oleh drone dapat berguna sebagai rekaman perang – jadi mereka mulai menyimpannya.

Rata-rata, Dmitriev mengatakan lima atau enam terabita data baru ditambahkan setiap hari dari pertempuran.

Dmitriev mengatakan bahwa ia tengah berbicara dengan perwakilan dari beberapa sekutu asing Ukraina yang telah menyatakan minatnya pada sistem OCHI miliknya, tetapi menolak untuk memberikan rinciannya.

Samuel Bendett, peneliti senior tambahan di Center for a New American Security yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa kumpulan data yang begitu besar akan sangat berharga dalam mengajarkan sistem AI untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya mereka lihat, dan langkah apa yang harus mereka ambil.

Meski begitu, pejabat AS tampaknya lebih menyukai kumpulan data yang melatih sistem AI untuk beroperasi di Pasifik untuk menghadpi potensi konflik dengan Tiongkok.

Ukraina juga memiliki sistem lain, yang disebut Avengers, yang dikembangkan oleh kementerian pertahanannya, yang memusatkan dan mengumpulkan video dari drone dan CCTV. Kementerian tersebut menolak memberikan informasi tentang sistem ini. Namun, sebelumnya disebutkan bahwa Avengers mendeteksi 12.000 peralatan Rusia seminggu menggunakan alat identifikasi AI.

 

Ribuan drone sudah menggunakan sistem AI untuk terbang sendiri ke sasaran tanpa pilot manusia, dan Ukraina menggunakan teknologi AI untuk membantu membersihkan wilayahnya.

Perusahaan Ukraina sedang mengembangkan kawanan drone, di mana sistem komputer akan dapat menjalankan perintah untuk kumpulan puluhan drone yang saling terhubung.

Rusia juga telah menggembar-gemborkan penggunaan AI di medan perang, terutama untuk pengenalan sasaran pada drone serang Lancet, yang telah terbukti mematikan terhadap kendaraan lapis baja Ukraina.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya