Fosil Burung Purba dengan Kepala Mirip T-Rex Buat Bingung para Ilmuwan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 26 Agustus 2024 13:32 WIB
Fosil Cratonavis zhui membuat para ilmuwan kebingungan. (Foto: Zhao Chuang)
Share :

FOSIL aneh makhluk mirip burung dengan morfologi tengkorak dinosaurus telah menghadirkan teka-teki aneh bagi para ahli paleontologi. Meskipun secara luas diterima bahwa burung merupakan keturunan dinosaurus, jarang ditemukan bagian tubuh utuh yang tampaknya berbeda secara evolusioner satu sama lain, sampai fosil ini ditemukan.

Spesimen dari China memperlihatkan tengkorak mirip dinosaurus yang terletak di atas tubuh yang lebih mirip dengan burung modern. Cratonavis zhui, demikian sebutan untuk spesies tersebut, juga aneh karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari burung purba.

Paleontolog dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi (IVPP) Akademi Ilmu Pengetahuan China memindai keanehan evolusi tersebut menggunakan pemindai tomografi terkomputasi (CT) beresolusi tinggi. Dengan menggunakan gambar yang dihasilkan, mereka dapat mengambil tulang-tulang tersebut untuk mencoba menyusun teka-teki berusia 120 juta tahun tersebut menggunakan tulang-tulang yang terdapat di dalam batu.

Pembangunan ulang kerangka kuno tersebut memperlihatkan tengkorak yang hampir identik dengan Tyrannosaurus rex, yang aneh mengingat C. zhui memiliki tubuh yang lebih mirip dengan burung modern. Campuran dari seluruh bagian tubuh yang tampaknya berasal dari rentang waktu evolusi yang berbeda dapat digambarkan dengan lebih fasih sebagai jenis mosaikisme, yang menggambarkan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang tampak tidak berhubungan.

Jelas dari tengkorak C. zhui yang mirip dinosaurus bahwa mahkluk itu tidak akan bisa bersuara, tidak seperti burung-burung lain.

"Ciri-ciri tengkorak primitif menunjukkan fakta bahwa sebagian besar burung dari Zaman Kapur seperti Cratonavis tidak dapat menggerakkan paruh atas mereka secara independen sehubungan dengan tempurung otak dan rahang bawah, sebuah inovasi fungsional yang tersebar luas di antara burung-burung yang masih hidup yang berkontribusi terhadap keanekaragaman ekologi mereka yang sangat besar," kata Dr. LI Zhiheng, penulis utama penelitian tersebut, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir , demikian dilansir IFL Science.

Burung ini juga berbeda dari burung purba karena memiliki skapula yang memanjang dan metatarsal pertama. Mungkin saja ini merupakan adaptasi untuk menebus ciri-ciri lain dari hewan purba ini yang membuatnya tidak dapat terbang.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya