WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah menawarkan hadiah sebesar USD10 juta (sekira Rp159,5 miliar) untuk informasi tentang enam peretas (hacker) pemerintah Iran yang teridentifikasi bertanggung jawab atas serangkaian serangan siber pada perusahaan air AS musim gugur lalu.
Pernyataan Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka sedang mencari "informasi yang mengarah pada identifikasi atau lokasi" para tersangka.
Enam hacker Iran yang disebutkan dalam imbauan tersebut terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan Komando Siber-Elektroniknya (IRGC-CEC), demikian dilansir Iran International.
Mereka dituduh membahayakan sistem kontrol industri, khususnya menargetkan rangkaian pengendali logika terprogram (PLC) Vision yang diproduksi oleh Unitronics yang berbasis di Israel. PLC ini banyak digunakan dalam berbagai industri, termasuk air dan air limbah, energi, makanan dan minuman, manufaktur, dan perawatan kesehatan.
Orang-orang yang diidentifikasi termasuk Hamid Reza Lashgarian, kepala komando siber-elektronik IRGC dan seorang komandan di Pasukan Quds IRGC.
Para pejabat tersebut telah dikaitkan dengan kelompok peretas CyberAv3ngers. Pada Oktober, CyberAv3ngers secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas serangan siber terhadap PLC Israel. Mulai November lalu, mereka membahayakan kredensial default di PLC tersebut di seluruh AS, meninggalkan pesan di layar digital perangkat dengan pernyataan anti-Israel. Kompromi ini sering kali membuat perangkat tidak berfungsi.