Peneliti Temukan Ancaman Baru Astronot di Luar Angkasa

Tangguh Yudha, Jurnalis
Jum'at 01 September 2023 20:24 WIB
Astronot (Foto: NASA)
Share :

STOCKHOLM - Upaya untuk mencermati bagaimana lingkungan luar angkasa dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan astronot terus dilakukan. Dan tim ilmuwan dari Karolinska Institutet di Swedia menemukan fakta baru. 

Seperti dihimpun dari Space, Jumat (1/9/2023), para ilmuan menyimpulkan bahwa gayaberat mikro yang dialami oleh penjelajah luar angkasa dapat memengaruhi sistem imun para astronot.

Secara khusus, imun yang terpengaruh adalah sel T, yang mana sel T ini adalah sejenis sel darah putih, yang disebut limfosit, yang fungsinya sangat penting agar tubuh mampu melawan serangan penyakit.

Dikatakan bahwa pengaruh gayaberat mikro berkepanjangan dapat menyebabkan sel T menjadi kurang aktif dan kurang efektif dalam melawan infeksi, sehingga membuat astronot rentan terkena virus.

“Jika astronot ingin menjalani misi luar angkasa yang aman, kita perlu memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh mereka terpengaruh dan mencoba menemukan cara untuk melawan perubahan berbahaya tersebut,” kata Lisa Westerberg, salah satu ilmuwan. 

“Kami sekarang dapat menyelidiki apa yang terjadi pada sel T, yang merupakan komponen kunci dari sistem kekebalan tubuh, ketika terkena kondisi tanpa bobot," lanjutnya.

Dalam melakukan penelitian, Westerberg dan timnya menggunakan kasur air yang dibuat khusus untuk mengelabui tubuh agar berpikir bahwa tubuh tidak berbobot, sebuah teknik yang disebut perendaman kering.

Delapan subjek sehat diletakan pada perendaman kering selama 3 minggu. Kemudian para peneliti melakukan analisis darah pada subjek ini pada interval yang berbeda-beda.

Tim melakukan penghitungan mukai dari sebelum percobaan, kemudian tujuh, 14, dan 21 hari setelah percobaan dimulai dan, terakhir, seminggu setelah percobaan selesai.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa sel T subjek telah berubah sehubungan dengan perendaman kering, yang pada dasarnya berubah dalam istilah ekspresi gen secara signifikan setelah 7 dan 14 hari tanpa bobot.

Perubahan paling ekstrim terjadi setelah 14 hari. Gen sel T tampak mengadopsi keadaan yang belum matang selama proses tersebut, yang berarti mereka berperilaku seolah-olah tidak menemukan virus.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya