JAKARTA - Ilmuan dari Universitas Columbia di AS menemukan cara untuk membaca aktivitas otak pada pasien yang mengalami koma. Menggunakan teknik pencitraan canggih, mereka bisa mendeteksi adanya kesadaran tersembunyi meski secara fisik sudah tidak merespons.
Temuan ini diharapkan dapat membantu dokter untuk lebih mudah mengidentifikasi disosiasi motorik kognitif (CMD) atau keadan di mana seseorang tampak koma dan tidak responsif. Dengan mengetahui tingkat kesadaran tersembunyi diharapkan dapat membantu menentukan perawatan yang tepat.
Untuk diketahui, CMD sendiri terjadi pada sekitar 15–25 persen orang dengan cedera otak akibat trauma kepala, pendarahan otak, atau serangan jantung. Pada pasien ini, ada jeda antara instruksi yang datang dari otak dan otot yang dibutuhkan untuk melaksanakan instruksi tersebut.
“Dengan menggunakan teknik yang kami kembangkan yang disebut analisis bi-clustering, kami dapat mengidentifikasi pola cedera otak yang dialami oleh pasien CMD dan berbeda dengan pasien tanpa CMD,” kata salah satu peneliti, Qi Shen dikutip dari Science Alert, Jumat (18/8/2023).
Dalam melaksanakan teknik pemindaian otak baru ini, para peneliti mrnggunakan Electroencephalograms (EEGs) untuk melihat aktivitas otak dari 107 peserta dalam penelitian ketika diminta untuk melakukan gerakan sederhana, dengan 21 orang diidentifikasi memiliki CMD.
Ini kemudian ditindaklanjuti dengan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) dan teknik pembelajaran mesin untuk menemukan pola yang cocok dengan CMD dengan wilayah dan aktivitas otak tertentu.
Semua pasien CMD memiliki struktur otak yang utuh terkait dengan gairah dan pemahaman perintah, menunjukkan bahwa instruksi verbal memang dapat didengar dan dipahami. Namun, ada kesenjangan struktur di wilayah yang terkait dengan tindakan fisik, yang menjelaskan ketidakmampuan untuk bergerak sebagai respons.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyempurnakan teknik-teknik ini dan lebih akurat menemukan CMD melalui pemindaian otak, tetapi pada akhirnya hal itu dapat memberi para profesional kesehatan kemampuan untuk membuat diagnosis yang lebih akurat.
Penelitian berlanjut akan terus dilakukan untuk membantu orang yang terjebak dalam keadaan koma, dan salah satu cara untuk meningkatkan perawatan adalah dengan lebih memahami tingkat kesadaran yang dimiliki pasien.
"Studi kami menunjukkan bahwa mungkin untuk menyaring kesadaran tersembunyi menggunakan pencitraan otak struktural yang tersedia secara luas, memindahkan deteksi CMD satu langkah lebih dekat ke penggunaan klinis umum," jelas ahli saraf Jan Claassen dari Universitas Columbia.
(Saliki Dwi Saputra )