Pekerja IT dan Pembuat Kode Outsourcing Bisa Punah dalam 2 Tahun Gara-Gara AI

Tangguh Yudha, Jurnalis
Jum'at 21 Juli 2023 07:08 WIB
Ilustrasi AI. (Foto: Freepik)
Share :

KEBERADAAN artificial intelligence (AI) generatif memang diyakini bisa membantu banyak orang dalam mengerjakan tugas mereka. Tapi di sisi lain, adanya AI ini bisa membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya.

Emad Mostaque, CEO Stability AI, menyebut teknologi satu ini benar-benar memiliki dampak besar bagi tenaga kerja global. Menurutnya, dengan hadirnya AI, diperkirakan akan ada banyak pekerja yang tergantikan.

Emed menyebut dampaknya segera dirasakan para pekerja IT di India, yang mana sebagian besarnya akan kehilangan pekerjaan pada 2025 mendatang. Sebagaimana dihimpun dari Techspot, Emed mengatakan pekerja IT India khususnya para pembuat kode outsourcing hingga pemrogram level tiga di India akan hilang dalam satu atau dua tahun ke depan.

Dia percaya AI akan memungkinkan perangkat lunak dikembangkan dengan lebih sedikit orang, meniadakan kebutuhan pekerja yang bersumber dari outsourcing serta dapat mememengaruhi jenis pekerjaan yang berbeda dengan cara yang berbeda.

"Jika Anda melakukan pekerjaan di depan komputer, dan tidak ada yang pernah melihat Anda, maka itu berdampak besar, karena model ini seperti lulusan yang sangat berbakat," kata Emed menjelaskan.

Emed menambahkan bahwa seberapa besar risiko pekerjaan yang terancam oleh AI bergantung pada tempat tinggal juga. Pekerjaan India lebih terancam karena negara tersebut tidak memiliki undang-undang perburuhan yang kuat.

Ia membuat klaim serupa tentang AI bulan lalu di podcast Moonshots dan Mindsets, di mana dia mengatakan itu akan menggantikan sebagian besar pemrogram dalam lima tahun, meskipun dia kemudian mengubah pernyataan itu untuk mengatakan bahwa itu secara khusus merujuk pada pembuat kode tradisional.

Bloomberg menulis bahwa tidak ada satu negara pun yang akan lebih terpengaruh oleh AI generatif daripada India. Pekerja di industri negara tersebut menghadapi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dari ChatGPT dan alat serupa.

COO Tata Consultancy Services, outsourcing terbesar di Asia, mengatakan kecerdasan buatan generatif dan ChatGPT memulai dan mendominasi setiap percakapan klien. Dan dikatakan bahayanya tidak hanya berpengaruh bagi pekerja India.

Minggu lalu membawa berita tentang Suumit Shah, CEO dan pendiri Duukan yang berbasis di Bengaluru, membual di Twitter tentang chatbot baru yang brilian yang telah menggantikan 90% staf pendukung perusahaan.

IBM hanyalah salah satu perusahaan yang mengonfirmasi niatnya untuk menghentikan perekrutan pekerjaan yang berpotensi dilakukan oleh kecerdasan buatan generatif, yang diperkirakan akan berdampak pada 300 juta pekerjaan penuh waktu secara global.

Bahkan stres dan kecemasan atas kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh AI telah menyebabkan 80% pekerja teknologi menggunakan obat-obatan, baik di bawah pengawasan dokter atau lainnya, sebagai mekanisme penanggulangan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya