HOMO sapiens memang disebut sebagai nenek moyang dari manusia, yang sudah ada puluhan hingga ratusan ribu tahun yang lalu. Hal ini pun terbukti dengan berbagai peninggalan sejarah baik tulang maupun peradaban.
Nah, belakangan arkeolog menemukan jejak kaki Homo sapiens tertua di dunia. Diperkirakan usia jejak kaki itu sekitar 153.000 tahun dan telah teridentifikasi di Taman Nasional Garden Route, Afrika Selatan.
Ada sebanyak tujuk jejak peninggalan manusia purba yang disebut ichnosites hominin. Melalui sebuah artikel yang terbit di jurnal Ichnos, para peneliti menjelaskan bahwa mereka menggunakan optically-stimulated luminescence (OSL) untuk mengetahui sejak kapan jejak tersebut terbentuk.
Para ahli menyebut jejak kaki semacam ini sangat penting untuk catatan arkeologi. Tidak hanya berguna memberi informasi mobilitas manusia, tapi juga untuk mengetahui beberapa kegiatan yang mereka lakukan.
Melalui penemuan ini, para peneliti bukti awal perilaku manusia modern seperti penggunaan perhiasan, pengembangan alat-alat batu, pemanenan kerang, dan situs perlindungan batu.
Seperti dihimpun dari Live Science, metode OSL digunakan peneliti untuk menentukan penanggalan jejak kaki itu. Metode ini memperkirakan masa yang telah berlalu sejak butiran kuarsa atau feldspar di dalam atau di dekat jalur fosil terakhir kali terpapar sinar Matahari.
Ketika permukaan tempat manusia berjalan dengan cepat terkubur, maka OSL dapat mengetahui tanggalnya. Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa sampel dari situs Taman Nasional Garden Route berasal dari 153.000 tahun yang lalu.
Meski ada jejak hominin lain yang lebih tua, namun temuan di taman nasional tersebut merupakan peninggalan jejak paling tua yang dibuat Homo sapiens.
Para penelti sendiri terkejut ketika melihat situa jejak kaki berusia 153.000 tahun. Padahal kebanyakan sampel yang diperiksa oleh mereka rata-rata berusia 70.000 hingga 130.000 tahun.
Dengan adanya penemuan ini, peneliti makin terpacu untuk menemukan jejak hominin lainnya yang berpotensi lebih tua dari temuan kali ini. Mereka pun optomis masih banyak peninggalan lain yang memberikan petunjuk baru keberadaan manusia purba di kawasan tersebut.
(Martin Bagya Kertiyasa)