SERANGAN siber terus meningkat setiap tahunnya. Serangan dilancarkan baik oleh hacker amatir maupun profesional yang memiliki rekam jejak luar biasa hingga bisa mengakibatkan kerugian jutaan dolar.
Serangan bahkan bisa dilancarkan dengan mudah menggunakan sejumlah alat sederhana tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dan sialnya lagi saat ini ada banyak sekali hacker dengan kemampuan yang lebih menakutkan.
Tercatat ada beberapa nama hacker paling populer dengan keahlian di atas rata-rata. Penasaran siapa saja? Berikut ini adalah daftar 5 hacker paling terkenal di seluruh dunia, melansir dari laman Kaspersky.
1. Kevin Mitnik
Tokoh penting dalam peretasan Amerika, Kevin Mitnick memulai kariernya saat remaja. Pada tahun 1982, dia meretas Komando Pertahanan Amerika Utara (NORAD), sebuah pencapaian yang menginspirasi film 1983 War Games.
Pada tahun 1989, dia meretas jaringan Digital Equipment Corporation (DEC) dan membuat salinan perangkat lunak mereka. Karena DEC adalah produsen komputer terkemuka saat itu, ia pun jadi hacker paling dicari di dunia.
Mitnik kemudian ditangkap, dihukum dan pada akhirnya dimasukan ke penjara. Dan setelah mendapat pembebasan bersyaratnya, dia meretas sistem pesan suara Pacific Bell untuk kembali membuktikan kemampuannya kepada dunia.
Meski demikian, sepanjang karirnya Mitnick tidak pernah mengeksploitasi data yang diperolehnya. Saat ini Mitnick banting setir sebagai hacker white hat yang bekerja secara legal, mencari celah kemanan perusahaan.
2. Anonymous
Anonymous dimulai pada tahun 2003 di papan pesan 4chan di forum yang tidak disebutkan namanya. Kelompok ini menunjukkan sedikit organisasi dan secara longgar berfokus pada konsep keadilan sosial.
Pada tahun 2008 Anonymous mempermasalahkan Gereja Scientology dan mulai menonaktifkan situs web gereja sekaligus membanjiri mesin faksnya dengan gambar serba hitam. Aksi tersebut membuat mereka popular.
Anonymous juga tercatat pernah menembus pusat-pusat Scientology di seluruh dunia dengan mengenakan topeng Guy Fawkes. Saat ini FBI dan lembaga penegak hukum lainnya terus mencari siapa aktor dibalik Anonymous.
Namun karena kurangnya hierarki nyata membuat hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi atau menghilangkan Anonymous secara keseluruhan. Oenegak hukum hanya berhasil melacak beberapa anggota saja.
3. Adrian Lamo
Pada tahun 2001, Adrian Lamo yang berusia 20 tahun menggunakan alat manajemen konten yang tidak dilindungi di Yahoo untuk mengubah artikel Reuters dan menambahkan kutipan palsu di dalamnya. Lamo sering meretas sistem dan kemudian memberi tahu pers dan para korban.
Dalam beberapa kasus, dia akan membantu membereskan kekacauan untuk meningkatkan keamanan mereka dan mendapatkan uang. Lamo bertindak terlalu jauh pada tahun 2002, ketika dia meretas intranet The New York Times, menambahkan dirinya ke daftar sumber ahli dan mulai melakukan penelitian tentang tokoh publik terkenal.
Lamo mendapatkan julukan "The Homeless Hacker" karena dia lebih suka berkeliaran di jalanan hanya dengan membawa ransel dan seringkali tidak memiliki alamat tetap.
4. Matthew Bevan dan Richard Pryce
Matthew Bevan dan Richard Pryce adalah tim hacker Inggris yang meretas beberapa jaringan militer pada tahun 1996, termasuk Pangkalan Angkatan Udara Griffiss, Badan Sistem Informasi Pertahanan, dan Institut Penelitian Atom Korea.
Bevan (Kuji) dan Pryce (Datastream Cowboy) telah dituduh hampir memulai perang dunia ketiga setelah mereka membuang penelitian Institut Penelitian Atom Korea ke sistem militer Amerika.
Bevan mengklaim dia ingin membuktikan teori konspirasi UFO, dan menurut BBC, kasusnya mirip dengan kasus hacker lain bernama Gary McKinnon. Bevan dan Pryce menunjukkan jaringan militer pun punya celah keamanan.
5. ASTRA
Peretas yang satu ini berbeda dari yang lain dalam daftar ini karena dia tidak pernah diidentifikasi secara publik. Namun, menurut Daily Mail, beberapa informasi telah dirilis tentang ASTRA.
Yaitu ditangkap oleh pihak berwenang pada tahun 2008, dan saat itu ia diidentifikasi sebagai ahli matematika Yunani berusia 58 tahun. Kabarnya, dia telah meretas Dassault Group, selama hampir setengah dekade.
Selama waktu itu, dia mencuri perangkat lunak dan data teknologi senjata canggih yang kemudian dia jual kepada 250 orang di seluruh dunia. Peretasannya merugikan Dassault Group sebesar USD360 juta. Tidak ada yang tahu mengapa identitas lengkapnya tidak pernah terungkap, tetapi belakangan diketahui bahwa kata 'ASTRA' adalah kata Sansekerta untuk 'senjata'.
(Martin Bagya Kertiyasa)