JAKARTA – Sejarah PO Rasa Sayang menarik untuk dibicarakan, khususnya untuk warga Bima yang pernah merantau di Jakarta. PO bus ini juga merupakan salah satu pemilik rute terpanjang, yakni Jakarta-Bima PP.
PO bus yang berdiri sejak tahun 1992 ini tergolong legendaris. Karena, pada tahun tersebut PO bus milik Arif Wijaya ini adalah satu-satunya bus yang melayani rute tersebut.
Sebelumnya, PO bus ini sempat kedatangan pesaing, yakni PO Septi Jaya. Namun, persaingan keta tantara keduanya tidak berlangsung lama. Pesaing PO Rasa Sayang harus gulung tikar karena penumpang bus Rasa Sayang tergolong loyal.
Dikutip dari kanal YouTube Taufik RS, bus yang masih eksis hingga sekarang ini banyak membantu para perantau dari Bima. Pada tahun 1990-an ketika tiket pesawat tidak terjangkau, maka bus Rasa Sayang bisa jadi solusi.
Tidak heran banyak perantau yang berterima kasih dengan layanan yang diberikan oleh bus Rasa Sayang. Trayek bus ini melintasi empat pulau, yakni Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Waktu tempuh menggunakan bus ini adalah dua hari tiga malam.
Selain terkenal murah, PO bus yang berpusat di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini terkenal dengan tulisan “Ngana Aina Ngoho” yang bisa diartikan sebagai “boleh makan tapi jangan rakus”.
PO ini juga terkenal fanatik dengan bodi buatan karoseri Malindo. Sedangkan bus yang sekarang lebih banyak digarap perusahaan karoseri Rahayu Sentosa dan menggunakan sasis Mercedes-Benz OH 1521 dan Hino RK8. Bus Rasa Sayang menggunakan
Selain itu, sejarah PO Rasa Sayang juga tidak bisa dilepaskan dari cara pemilik bus mengharuskan kru bus memiliki kelakuan baik. Karena salah satu rahasia kesuksesan PO Rasa Sayang adalah konsisten dalam menjaga profesionalitas kru.