Òscar Lao, peneliti utama dari Centro Nacional de Análisis Genómico (CNAG-CRG) di Spanyol, membandingkan teknologi ini dengan sistem saraf mamalia, dengan berbagai macam neuron buatan yang berbeda, yang belajar untuk mendeteksi pola-pola dalam data.
"Kami telah menggunakan properti ini untuk mendapatkan algoritma yang digunakan sebagai pembelajaran prediksi demografi manusia menggunakan genom yang diperoleh melalui ratusan ribu simulasi," jelas Lao.
Keberadaan nenek moyang baru ini juga didukung oleh bukti fosil yang ditemukan di wilayah Siberia pada beberapa waktu lalu. Tulang tersebut tampaknya berasal dari "anak kandung" spesies Neanderthal dan spesies Denisovan atau hibrida.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa ayah Denisovan memiliki setidaknya satu nenek moyang Neanderthal, yang menunjukkan bahwa perkawinan antar spesies semacam ini merupakan hal yang biasa terjadi.
Para peneliti mengatakan bahwa penelitian ini menyiratkan bahwa individu lintas spesies itu tidak hanya terjadi sekali, melainkan bagian dari proses introgresi.
(Andera Wiyakintra)