Apa Itu Hari Tanpa Bayangan?

Pernita Hestin Untari, Jurnalis
Rabu 04 Maret 2020 10:16 WIB
Hari Tanpa Bayangan (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Hari tanpa bayangan merupakan fenomena yang terjadi pada saat matahari persis berada di puncaknya. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun pada wilayah di antara +23.5 dan -23.5 derajat garis lintang.

Ketika fenomena ini terjadi sinar matahari akan jatuh persis tegak lurus pada benda dan manusia, sehingga manusia tidak dapat mengamati bayangannya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena ini bisa terjadi karena bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang revolusi Bumi. Sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5oLU s.d. 23,5oLS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebelum tidur mau ngingetin kamu aja, kalau besok daerah Jakarta akan mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan. Tepatnya pukul 12.04 WIB

Sebuah kiriman dibagikan oleh BMKG (@infobmkg) pada 3 Mar 2020 jam 7:36 PST

Mengingat Indonesia berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.

Secara umum, kulminasi utama tahun 2020 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020 di Sabang, Aceh dan 6 September 2020 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur.

(Ahmad Luthfi)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya