"Saat pengunjung menyentuh objek yang ditembak proyektor, kemudian sensor membaca dan sensor mengirim ke media server dan media server memberi respon," jelas dia.
Saat mengunjungi instalasi, Okezone mencoba untuk berinteraksi dengan beberapa gambar yang dapat pecah (semacam pendar cahayanya) jika diinjak oleh kaki. Sementara itu video mapping yang dihadirkan pun menghasilkan visual yang menakjubkan dan instagramable. Objek menghasilkan visual warna yang estetik dan beberapa objek mampu bergerak.
Menurut Zapari, pameran tersebut juga menjadi satu bukti bahwa proyektor tak hanya hadir di ruang-ruang kelas atau meeting, namun juga pameran seni.
Untuk informasi, pameran instalasi dengan proyektor Epson ini mirip dengan Museum TeamLab Borderless di Odiba, Tokyo. Ini menjadi menarik, pasalnya masyarakat Indonesia tak perlu jauh-jauh ke Jepang untuk menikmati instalasi digital dengan visual cahaya yang mumpuni.
(Gabriel Abdi Susanto)