Sensor radiostop kemudian mengukur degradasi yang memungkinkan batu untuk memuat informasi mengenai situs yang sudah ada sejak 160 ribu tahun.
“Kami hanya memiliki sejumlah kecil situs dan kita cenderung untuk mendasarkan skenario evolusi kita pada beberapa fosil yang kita miliki dari situs tersebut,” jelas Ronald Clarke, Profesor Studi Evolusi di Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan.
Lebih jauh ia menerangkan, temuan baru ini mengingat juga bahwa banyak spesies Australopithecus hidup hingga daerah yang lebih luas di luar Afrika.
(Amril Amarullah (Okezone))