Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BYD Jadi Produsen Mobil Listrik Terlaris, Unggul Telak dari Tesla

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Senin, 06 Oktober 2025 |15:06 WIB
BYD Jadi Produsen Mobil Listrik Terlaris, Unggul Telak dari Tesla
BYD Jadi Produsen Mobil Listrik Terlaris, Unggul Telak dari Tesla (BYD Motor Indonesia)
A
A
A

JAKARTA - Produsen China, BYD, menguasai pasar mobil listrik global. BYD unggul telak dari pesaingnya yakni Tesla. 

1. BYD Rajai Mobil Listrik

Hingga kuartal III 2025, produsen asal China itu menguasai pasar mobil listrik dengan keunggulan 400.000 unit atas Tesla.

Melansir Car News China, Senin (6/10/2025), total penjualan BYD sepanjang Januari-September 2025 mencapai 1,61 juta unit. Dengan capaian itu, BYD menempati posisi pertama di dunia. 

Sementara Tesla harus puas berada di urutan kedua dengan total penjualan 1,22 juta unit.

Khusus pada kuartal III 2025, BYD telah mengirimkan 582.500 unit ke berbagai negara. Namun, angka tersebut turun 4 persen dibandingkan kuartal II tahun ini. Kendati begitu, jumlahnya naik 31,4 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Sementara Tesla mencatatkan penjualan sebesar 497.100 unit pada periode yang sama. Meski melebihi prediksi analis, jumlahnya tetap kalah dari BYD. 

Keunggulan BYD atas Tesla sudah ditunjukkan sejak kuartal IV 2024. Keunggulan tersebut bertahan hingga kini, menjadikan BYD pemimpin pasar mobil listrik di dunia selama empat kuartal berturut-turut.

Sebuah lembaga survei, Riset Counterpoint, memperkirakan BYD akan menutup 2025 dengan pangsa pasar 15,7 persen. Apabila benar, BYD berpeluang mengakhiri tahun ini sebagai produsen mobil listrik nomor satu di dunia.

 

Salah satu kunci keunggulan BYD terletak pada strategi harga. Produk mereka lebih terjangkau dibandingkan Tesla, sehingga mampu menarik konsumen di berbagai negara, terutama di segmen menengah.

Memasuki kuartal keempat, pembatalan subsidi kendaraan listrik di Amerika Serikat membuka peluang penjualan Tesla lebih baik ketimbang kuartal ketiga. Itu karena banyak konsumen AS memesan sebelum 30 September untuk mendapatkan subsidi 7.500 dolar AS,

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement