“Saya tidak tahu ada stastistiknya atau belum tapi saya yakin rata-rata screen time orang usia lanjut hampir sama dengan anak-anak,” kata Adi.
“Orang tua hidupnya dengan istri atau sudah tanpa pasangan, kesepian, Satu-satunya teman mereka adalah HP (smartphone), screen timenya mereka tinggi.”
Untuk mengurangi kerentanan ini, diperlukan pembelajaran tentang cyber awareness, atau kewaspadaan siber, bagi generasi tua terkait pola pikir zero trust, atau tidak mudah percaya dan pentingnya melakukan verifikasi. Pembelajaran semacam ini, menurut Steven telah dilakukan oleh Palo Alto Networks di Singapura.
“Di Singapura, orang-orang tua datang ke Palo Alto untuk learning experience apa yang bisa dipercaya dan apa yang tidak bisa dipercaya, karena generasi mereka, generasi lama memilki hubungan yang dillandasi dengan kepercayaan,” ujarnya.
Dia juga menekankan perlunya komunikasi, dengan kerabat, komunitas, yang dapat membantu menanamkan pola pikir zero trust tersebut.
“Tetapi juga harus berhati-hati. Anda tidak bisa percaya semua hal, kembali ke zero trust mindset,” tambahnya.
Steven menekankan bahwa para penipu atau pelaku kejahatan siber tidak peduli pada korban mereka, karena itu kitalah yang perlu meningkatkan kewaspadaan agar kita atau keluarga kita tidak menjadi korban kejahatan siber semacam ini.
(Rahman Asmardika)