JAKARTA - Industri otomotif Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang mempengaruhi daya beli konsumen. Tahun ini penjualan mobil nasional bahkan turun dibandingkan tahun sebelumnya. Tak sedikit konsumen merasa harga mobil baru semakin sulit dijangkau.
CEO MarkPlus Inc, Iwan Setiawan, menyampaikan pihaknya telah melakukan studi riset mengenai melemahnya daya beli konsumen pada kendaraan. Studi ini tervalidasi dengan penyesuaian berdasarkan karakteristik tiap merek sehingga memberikan perspektif yang sejalan dengan dinamika pasar secara umum.
“Ikatan ekonomi yang menjadi hambatan utama pembelian mobil baru di Indonesia cukup signifikan,” ujar Iwan Setiawan, dalam diskusi di Jakarta, baru-baru ini.
Iwan menjabarkan dari hasil studi tersebut menunjukkan bahwa 56% konsumen menganggap harga mobil baru terus meningkat di luar kemampuan pendapatan mereka, 50% merasa pajak yang dikenakan terlalu tinggi, sementara 37% menghadapi suku bunga leasing yang memberatkan, dan 26% lainnya lebih memilih mobil bekas dengan harga yang sama.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan keterjangkauan dan nilai dalam pasar mobil baru untuk menarik minat konsumen,” lanjutnya.
Tantangan utama yang dihadapi adalah kenaikan harga mobil baru yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pendapatan rumah tangga. Selain itu peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang mempengaruhi niat pembelian masyarakat melalui pembiayaan kredit kendaraan.