Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengemudi Taksi Online di China Semakin Terjepit, Terancam Digantikan Robot Taksi

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 10 Agustus 2024 |10:48 WIB
Pengemudi Taksi Online di China Semakin Terjepit, Terancam Digantikan Robot Taksi
Pengemudi taksi online di China semakin terjepit, terancam digantikan robot taksi. (Reuters)
A
A
A

"Kami telah melihat adanya percepatan di China. Sekarang, izin yang dikeluarkan tentu saja meningkat pesat," kata Direktur Pelaksana Boston Consulting Group Augustin Wegscheider. 

"AS jauh lebih bertahap." 

Waymo milik Alphabet adalah satu-satunya perusahaan AS yang mengoperasikan robotaxi tanpa awak yang memungut biaya. Juru Bicara Perusahaan menyebutkan, perusahaan memiliki total sekitar 700 mobil yang beroperasi di San Francisco, Los Angeles, Phoenix, dan Austin, Texas, tetapi tidak semuanya beroperasi setiap saat.

Cruise, yang didukung oleh General Motors, memulai kembali pengujian pada bulan April setelah salah satu kendaraannya menabrak pejalan kaki tahun lalu. Cruise mengatakan bahwa mereka beroperasi di tiga kota dengan keselamatan sebagai misi utamanya. 

"Ada perbedaan yang jelas antara AS dan Tiongkok" dengan pengembang robotaxi menghadapi pengawasan yang jauh lebih ketat dan rintangan yang lebih tinggi di AS, kata mantan CEO Waymo John Krafcik. 

Robotaxi juga memicu masalah keselamatan di China, tetapi armadanya berkembang biak karena otoritas menyetujui pengujian untuk mendukung tujuan ekonomi. 

Tahun lalu, Presiden Xi Jinping menyerukan "kekuatan produktif baru", yang memicu persaingan regional. Beijing mengumumkan pengujian di area terbatas pada bulan Juni dan Guangzhou mengatakan bulan ini akan membuka jalan di seluruh kota untuk uji coba kendaraan tanpa pengemudi.

Beberapa perusahaan China telah berupaya menguji mobil otonom di AS tetapi Gedung Putih akan melarang kendaraan dengan sistem yang dikembangkan China, kata orang-orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Wegscheider dari Boston Consulting membandingkan dorongan China untuk mengembangkan kendaraan otonom dengan dukungannya terhadap kendaraan listrik.

"Begitu mereka berkomitmen," katanya, "mereka bergerak cukup cepat".

China memiliki 7 juta pengemudi taksi daring terdaftar dibandingkan dengan 4,4 juta dua tahun lalu, data resmi menunjukkan. Dengan taksi daring yang menyediakan pekerjaan terakhir selama perlambatan ekonomi, efek samping robotaxi dapat mendorong pemerintah untuk mengerem, kata para ekonom. 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement