China merupakan pemimpin dalam penyemaian awan, sebuah teknologi yang kontroversial karena konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk peningkatan polusi dan curah hujan yang berlebihan. Beberapa ilmuwan juga mempertanyakan efektivitasnya.
Negara tersebut meluncurkan program untuk “pengembangan modifikasi cuaca yang berkualitas” pada tahun 2020 dan berjanji untuk mencapai sistem modifikasi cuaca yang maju pada tahun 2025.
Pusat Meteorologi Nasional meluncurkan rencana aksi “bantuan bencana dengan penyemaian awan” tahun lalu yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan pesawat nirawak untuk modifikasi cuaca.
Wing Loong 2H milik Tiongkok, pesawat nirawak lain yang memiliki daya tahan lama dan dapat digunakan untuk berbagai operasi modifikasi cuaca, termasuk di provinsi selatan Guizhou pada Maret.
(Rahman Asmardika)