BEIJING - China telah mengerahkan pesawat nirawak (drone) serbaguna yang tahan lama dalam uji coba penyemaian awan di wilayah otonomi Uygur Xinjiang. Ini merupakan pertama kalinya praktik penyemaian awan, yang kontroversial, dilakukan oleh kendaraan udara nirawak di wilayah barat yang kering.
Uji coba tersebut dilakukan dengan pesawat nirawak serang dan pengintai TB-A, yang juga dikenal sebagai Scorpion A berekor ganda.
Pesawat nirawak tersebut, yang biasanya digunakan untuk membawa amunisi selama operasi militer, telah diisi dengan batang iodida perak sebagai bagian dari uji coba penyemaian awan selama 45 hari yang dimulai pada Minggu, (4/8/2024).
Drone tersebut beroperasi di kota paling timur di wilayah otonomi Hami, dengan fokus pada wilayah pegunungan Dongtian, untuk menguji kemampuan penyemaian awan di wilayah dataran tinggi, menurut surat kabar milik Partai Komunis Xinjiang Daily. Hami – yang dikenal dengan berbagai jenis melon manisnya – berada di salah satu wilayah dengan kelangkaan air tertinggi di China dan telah dilanda perubahan iklim yang parah, dengan kekeringan yang sering terjadi dan suhu yang tinggi.
TB-A dapat membawa sebanyak 24 batang perak iodida dan 200 granat asap – keduanya merupakan agen pemicu hujan – dan telah dilengkapi dengan deteksi partikel awan dan peralatan radar angin untuk uji coba, menurut Xinhua.
Dilansir South China Morning Post (SCMP), TB-A, yang dikembangkan oleh perusahaan sipil Sichuan Tengden, merupakan versi terbaru dari TB-001, pesawat nirawak tempur yang telah digunakan oleh Tentara Pembebasan Rakyat untuk operasi di sekitar Taiwan dan Jepang.