Dalam kasus yang jarang terjadi pada April tahun lalu, pesawat nirawak TB-001 mengitari Taiwan, dengan gambar-gambar media pemerintah yang memperlihatkan rudal di bawah sayapnya.
Model yang sama juga diterbangkan pada Juni di lepas pantai Amami Oshima di prefektur Kagoshima, Jepang – menjadikannya kendaraan udara nirawak China pertama yang beroperasi di wilayah tersebut.
TB-A memiliki tiga mesin, dibandingkan dengan TB-001 yang memiliki dua mesin, dan memiliki bobot lepas landas maksimum yang lebih tinggi yaitu 3.250 kg (7.165 lbs), daya tahan yang lebih tinggi yaitu 40 jam, dan jangkauan yang lebih jauh yaitu 8.000 km (4.971 mil), menurut perusahaan tersebut.
Meskipun uji coba tersebut merupakan yang pertama dilakukan di Xinjiang, ini bukanlah pertama kalinya TB-A digunakan untuk memicu hujan.
Sebuah drone TB-A dikirim untuk menaburkan awan di cekungan Sichuan pada musim panas 2022, ketika China dilanda gelombang panas yang parah dan Sungai Yangtze mengering di beberapa bagian.
Provinsi barat daya Yunnan juga memulai uji coba penyemaian awan pertamanya pada Oktober tahun lalu dengan menggunakan TB-A untuk meredakan kekeringan yang disebabkan oleh berkurangnya curah hujan musim panas.