"Karena kalau hanya perakitan saja, kemungkinan besar perakitan hanya bicara mengenai ekpor kendaraan hasil rakitan, kalau ini enggak, baterainya juga. Bahkan, kalau negara lain butuh, kita juga bisa ekspor. Jadi bukan hanya mobilnya, tapi baterainya juga bisa (diekspor)," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya total berinvestasi sebesar USD 3 miliar untuk membangun pabrik perakitan dan baterai.
"Nilai investasi sebesar USD 3 miliar itu secara total, jadi USD 1,5 miliar pabrik perakitan. Kemudian USD 1,1 miliar plus USD 60 juta itu pabrik baterai," tutur Soerjo.
(Erha Aprili Ramadhoni)