JAKARTA - Pengusaha Elon Musk menggugat pencipta ChatGPT OpenAI dan CEO-nya, Sam Altman. Itu karena Elon Musk menilai mereka mengabaikan misi awal startup tersebut untuk mengembangkan kecerdasan buatan demi kepentingan kemanusiaan, bukan demi keuntungan.
Melansir Reuters, Sabtu (2/3/2024), gugatan yang diajukan pada Kamis malam di Pengadilan Tinggi California di San Francisco adalah puncak dari pertentangan lama Musk dengan startup tersebut.
OpenAI telah menjadi wajah AI generatif, sebagian karena pendanaan miliaran dolar dari Microsoft. Musk kemudian mendirikan startup kecerdasan buatannya sendiri, xAI, yang diluncurkan Juli lalu.
Musk menuduh adanya pelanggaran kontrak, dengan mengatakan bahwa Altman dan salah satu pendirinya Greg Brockman awalnya mendekatinya untuk membuat perusahaan open source dan nirlaba.
Namun, startup yang didirikan pada tahun 2015 itu kini fokus pada menghasilkan uang.
Musk mengatakan ketiga pendiri OpenAI awalnya setuju untuk mengerjakan kecerdasan umum buatan (AGI), sebuah konsep bahwa mesin dapat menangani tugas seperti manusia, tetapi dengan cara yang akan “menguntungkan umat manusia,” menurut gugatan tersebut.
OpenAI juga akan bekerja melawan Alphabet Inc. Menurut Musk, dia mengembangkan AGI untuk mendapatkan keuntungan dan akan menimbulkan risiko besar.
Sebaliknya, OpenAI “membakar perjanjian pendirian” pada 2023 ketika merilis model bahasa paling kuat GPT-4 yang pada dasarnya merupakan produk Microsoft. Demikian tuduhan dalam gugatan tersebut.
Musk telah meminta keputusan pengadilan yang akan memaksa OpenAI membuat penelitian dan teknologinya tersedia untuk umum dan mencegah startup tersebut menggunakan asetnya, termasuk GPT-4, untuk keuntungan finansial Microsoft atau individu mana pun.
Eksekutif OpenAI menolak beberapa klaim yang dibuat Musk dalam gugatannya.
"Itu tidak akan pernah menjadi cakewalk," kata Altman dalam catatannya, sebagaimana dilaporkan Axios.
“Serangan akan terus datang.”
(Erha Aprili Ramadhoni)