Mobil listrik bukannya tidak ada kenaikan, tapi hanya sekitar 2 kali lipat. Dampaknya, jika mobil hybrid memiliki pangsa pasar di angka 5,4% dengan 54,179 unit terjual, mobil listrik masih di bawa 2% atau sekitar 1,7% total penjualan mobil di Tanah Air, dengan 17.051 mobil terjual sepanjang 2023. Khusus mobil listrik, angka tersebut jauh dari target 20% pada tahun 2025.
Data lain tentang kalah cepatnya pertumbuhan mobil listrik ini bisa dilihat dari perbandingan penjualan Hybrid Toyota dan Tesla. Seperti dikutip dari Drive, penjualan Tesla memang mengalami kenaikan, tapi belum cukup untuk mengalahkan kendaraan Hybrid Toyota, bahkan gapnya cenderung melebar.
Meskipun penjualan Tesla naik 37,7 persen pada 2024 atau bisa dikatakan lebih tinggi dari Toyota dan Lexus hybrid yang di angka 32,5 persen, tapi perusahaan asal Jepang itu mengalami kenaikan 953.000 pengiriman, dibandingkan 495.000 untuk Tesla.
Dominasi Toyota dan Lexus makin terasa jika penjualan tersebut ditambah dengan model listrik, yang mencapai 3,68 juta dengan rincian: 3,42 juta kendaraan hibrida konvensional, 27.000 kendaraan hibrida ringan, 125.000 kendaraan hibrida plug-in, 3.900 kendaraan sel bahan bakar hidrogen, dan 104.000 kendaraan baterai-listrik.
Sementara Tesla, melepas 1,81 juta pengiriman global pada tahun 2023 – naik dari 1,31 juta pada tahun sebelumnya. "Kami senang dengan perkembangan hybrid karena diterima dengan masyarakat dan penjualan volume-nya juga sangat besar, melebihi dari ekspektasi kami, dan kami terus melihat potensi segmen mana lagi untuk diisi varian hybrid," kata Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, Jumat(2/2/2024).
(Maruf El Rumi)