Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, sangat penting bagi pemilik mobil untuk memeriksa tekanan angin secara rutin. Ini menjadi faktor yang kerap menyebabkan ban mobil pecah.
“Tekanan angin ban ikut sesuai rekomendasi pabrikan. Berdasarkan data dari Jasa Marga, Pekerjaan Umum, atau dari lembaga di luar negeri, penyebab utama ban pecah adalah panas yang berlebih akibat dua hal tekanan angin yang kurang dan berlebihan. Itu musuh utama ban,” kata Jusri kepada MNC Portal.
Pria yang sudah menggeluti bidang safety driving selama 30 tahun itu mengatakan tekanan angin tidak boleh kurang atau berlebihan. Pasalnya, ada risiko yang mengintai apabila tekanan angin tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
“Presepsinya harus diubah, ban yang memiliki tekanan angin berlebih akan menyebabkan kecelakaan. Itu disebabkan jarak pengereman yang akan semakin panjang dan mobil sulit dikendalikan ketika ada genangan air,” ujar Jusri.
“Untuk tekanan angin ban yang kurang, akan menciptakan panas yang berlebih akibat besarnya tapak ban yang bergesekan dengan aspal. Dinding ban juga bisa bergesekan dengan aspal yang akan membuat ban pecah,” sambungnya.
(Rahman Asmardika)