Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ilmuwan Temukan Gelombang Kematian di Otak

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Rabu, 20 Desember 2023 |12:42 WIB
Ilmuwan Temukan Gelombang Kematian di Otak
Ilustrasi scinece. (Doc. Freepik)
A
A
A

Di saat itu sejumlah besar senyawa yang dikenal sebagai glutamatneurotransmitter terlepas. Senyawa itu yang kemudian mengirimkan sinyal ke otak dan seluruh saraf di tubuh

Sinyal itu membuat aktivitas neuron secara bertahap berkurang. Puncaknya keheningan sempurna di otak tercapai.

Namun keheningan ini dengan cepat disela oleh munculnya gelombang kematian. Hadirnya gelombang kematian itu yang dinamakan para ilmuwan sebagai “depolarisasi anoksik”. Fenomena ini tampaknya memicu kematian sel di wilayah otak yang dikenal sebagai korteks.

“Gelombang ini biasanya dikaitkan dengan pengalaman sadar. Dalam konteks ini, gelombang ini mungkin terlibat dalam pengalaman mendekati kematian yang dilaporkan oleh orang-orang yang selamat dari serangan jantung dan pernafasan,” kata Severine Mahon, ahli saraf dari PBI.

Hal senada juga dikuatkan ilmuwan lainnya Antoine Carton-Leclercq dari PBI. Dia mengatakan depolarisasi ankoksi akan menginduksi kematian neuron di seluruh korteks.

Gelombang kematian yang bergerak lambat menyebar ke seluruh korteks hingga kesadaran akhirnya padam.

"Itu adalah penanda transisi menuju penghentian semua aktivitas otak,” Antoine Carton-Leclercq.

Ditemukannya gelombang kematian yang ada di otak justru bukan cara ilmuwan menipu kematian. Mereka justru melihat penelitian itu dapat membantu para ilmuwan memahami kelompok neuron atau sel saraf mana di otak yang paling rentan jika terjadi serangan jantung dan pernafasan.

"Pada akhirnya, hal ini dapat mengurangi risiko komplikasi neurologis," tandasnya.

(Imantoko Kurniadi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement