JAKARTA – Toyota melakukan recall atau penarikan kembali terhadap mobil SUV RAV4 lansiran 2013-2018.
Ini gegara, baterai yang tertanam pada mobil SUV gagah tersebut berpotensi terbakar karena aliran arus pendek.
Apabila masalah tersebut terjadi, maka akan menimbulkan risiko terjadinya kebakaran yang menyulut seluruh baterai. Sehingga Toyota melakukan penarikan besar-besaran terhadap 1,85 juta kendaraan di Amerika Serikat.
BACA JUGA:
Melainsir Carscoops, Jumat (3/11/2023), selain SUV RAV4 yang terkena dampak di AS, 306.000 unit di Kanada dan Meksiko juga mungkin terkena dampaknya. Total, potensi dampak recall di Amerika Utara mencapai hampir 2,16 juta unit.
Toyota telah mengidentifikasi masalah tersebut, yang disinyalir berasal dari variasi dalam pengukuran baterai pengganti. Meski baterai tertentu mungkin ditetapkan sebagai ukuran yang tepat untuk RAV4, baterai tersebut mungkin memiliki bagian atas yang lebih kecil, sehingga memberikan ruang untuk baterai bergerak.
Jika baterai pengganti dengan bagian atas yang lebih kecil digunakan, dan penahan tidak dikencangkan dengan benar, baterai dapat bergerak saat mobil bermanuver. Hal ini dapat membuat komponen saling bersentuhan dan menyebabkan arus pendek.
BACA JUGA:
“Hal itu dapat menyebabkan terminal positif baterai bersentuhan dengan klem penahan dan menyebabkan korsleting, sehingga meningkatkan risiko kebakaran,” ungkap Toyota seperti dilansir dari Carscoops.
Toyota belum mengungkapkan berapa banyak unit RAV4 Hybrid yang terbakar atau pengendara yang cedera akibat masalah ini. Kendati begitu, Administrasi Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) sudah menerika 11 laporan pada 2021, mengenai masalah tersebut.
Menanggapi kasus tersebut, Toyota masih mempersiapkan perbaikan untuk masalah ini. Jika sudah siap, diler akan mengganti klem penahan, tempat baterai, dan penutup terminal positif dengan versi yang baru dan lebih baik.