JAKARTA – Film Christopher Nolan Oppenheimer menarik untuk diperhatikan, terlebih jika ditarik ke risiko konflik bom nuklir. Yang menjadi pertanyaan apa yang akan terjadi ketika senjata mematikan tersebut meledak?
Menurut laman Live Science, Sabtu (7/10/2023), jawabannya tergantung dari berapa banyak senjata yang dijatuhkan. Rusia dan Amerika Serikat dikenal sebagai dua negara yang mempunyai 90 Persen senjata nuklir yang siap diluncurkan.
BACA JUGA:
Menurut Federasi Ilmuan Amerika, Rusia setidaknya memiliki 1.588 senjata yang dikerahkan untuk perang rudal antar benua dengan jangkauan 3.417 mil (5.500 kilometer).
Sedangkan Amerika Serikat memiliki 1.644 senjata yang siap dengan cara yang sama. Keduanya memiliki hampir 5.000 bom aktif yang berfungsi sebagai senjata untuk menghancurkan lawannya, hanya menunggu waktu bom tersebut untuk diluncurkan dan diledakkan.
Lalu bagaimana ketika bom nuklir meledak?
Ada berbagai jenis dan ukuran untuk senjata nuklir dihasilkan. Akan tetapi, bom modern dengan memicu reaksi fisi ini akan menghasilkan ledakan yang benar-benar menghancurkan seisinya. Contohnya saja pada kasus Hirosima dan Nagasaki di Jepang.
Tidak perlu diragukan lagi, ledakan yang dihasilkan akan membuat kematian secara instan, terlebih jika bom yang dijatuhkan seberat 10 kilogram, itu berarti setara dengan ukuran bom Hirosima dan Nagasaki yang dapat membunuh sekitar 50 Persen penduduknya dengan radius 2 mil (3,2 km) dari ledakan.
Kematian itu disebabkan oleh kebakaran, paparan radiasi, cedera, atau bahkan terluka oleh tekanan dari ledakan yang terjadi.
Sementara sebagian besar akan terkena luka dari bangunan runtuh atau pecahan peluru terbang. Tidak hanya itu untuk korban yang selamat diduga juga akan membawa debu radioaktif sehingga perlu didekontaminasikan.
Di sisi lain, kejatuhan radioaktif juga menjadi salah satu bahaya. Tingkat kejatuhan tergantung pada apakah bom diledakkan di atas tanah atau saat berada di udara.
Karena jika bom itu hancur di tanah makan akan memberikan efek langsung ground zero. Pada 48 jam pertama setelah ledakan, daerah yang terkena akan terpapar 1.000 roentgen per jam.
Sehingga sekitar setengah dari jumlah penduduka yang mengalami radiasi total kemungkinan akan meninggal dunia akibat keracunan radiasi akut. Bahkan parahnya, korban yang selamat juga diduga akan terkena kanker sepanjang hidupnya.
Sementara itu untuk lingkungan, dampak radioaktif akan sangat serius. Suhu dikutub es bahkan diklaim akan turun sebanyak 3,6 derajat Fahrenheit (2 derajat celcius) sehingga akan meningkatkan lebih banyak pemanasan global, karena itu akan menyebabkan gagal panen dan kelaparan pada saat populasi global terancam.
(Imantoko Kurniadi)