Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Super Komputer Prediksi Kapan Terjadinya Kiamat, Ini Salah Satu Sebabnya!

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Selasa, 26 September 2023 |07:35 WIB
Super Komputer Prediksi Kapan Terjadinya Kiamat, Ini Salah Satu Sebabnya!
(Ilustrasi: University of Bristol)
A
A
A

JAKARTA - Sebuah penelitan berusaha mencari tahu kapan terjadinya kiamat yang akan memusnakan kehidupan di Bumi. Sebuah super komputer bahkan memprediksi terjadinya kiamat pada 250 tahun mendatang.

Hal itu diungkap oleh sekelompok ilmuwan dari University of Bristol. Dalam laporan yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (26/9/2023). Disebutkan jika salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kiamat lebih cepat adalah polusi dari penggunaan bahan bakar fosil.

"Ini akan jadi pemusnahan masal pertama sejak dinosaurus hilang dari muka Bumi pada 66 juta tahun lalu," tulis laporan tersebut.

University of Bristol dalam situs resmi menyebutkan bahwa di masa depan iklim ekstrem akan meningkat secara dramatis. Simulasi yang dilakukan super komputer memperlihatkan bagaimana suhu tinggi akan terus meningkat seiring dengan semakin terangnya matahari. 

Kondisi itu membuat matahari lebih banyak memancarkan energi dan memanaskan Bumi. Di saat yang bersamaan benua-benua di dunia pada akhirnya bergabung menjadi satu benua yang panas, kering, dan luas. Parahnya benua super itu justru tidak dapat dihuni.

Proses tektonik yang menyebabkan terbentuknya benua super itu justru membuat gunung berapi lebih sering meletus. Letusan itu menghasilkan pelepasan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer, sehingga semakin memanaskan planet ini.

Dalam laporan itu disebutkan sejatinya mamalia, termasuk manusia, memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik. Mereka bisa bertahan dari cuaca ekstrem berkat kemampuan menyesuaikan diri dengan cara beradaptasi.

Tapi evolusi itu justru mendegradasi kemampuan bertahan hidup manusia. Menurunkan kemampuan beradaptasi pada cuaca ekstrem baik dingin dan panas.

Hal itu membuat mamalia di masa depan kesulitas beradaptasi terhadap kondisi cuaca panas ekstrem yang berkepanjangan. Hingga akhirnya mamalia tidak benar-benar bertahan dan punah selamanya.

Senior Research Associate dari University of Bristol, Dr Alexander Farnsworth menjelaskan jika terbentuknya benua super menghadirkan tiga dampak buruk yakni matahari yang lebih panas, karbondioksida yang meningkat, dan hilangnya sumber makanan dan air.

“Suhu yang meluas antara 40 hingga 50 derajat Celcius, dan bahkan suhu ekstrem setiap hari, ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi pada akhirnya akan menentukan nasib kita. Manusia bersama dengan banyak spesies lainnya akan musnah," ujarnya.

Lebih lanjut Dr Eunice Lo dari University of Bristol mengatakan krisis iklim yang terjadi saat ini justru bisa jadi peringatan. Kondisi cuaca yang sangat panas saat ini menurutnya terjadi karena emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia.

"Saat ini kita telah mengalami panas ekstrem yang merugikan kesehatan manusia. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mencapai emisi net-zero sesegera mungkin," pungkasnya.

(Saliki Dwi Saputra )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement