JAKARTA – Berkembangnya Social Commerce melalui Tiktok Shop telah menuai pro kontra di masyarakat. Tanggapan kontra di antaranya berasal dari para pedagang di Pasar Tanah Abang yang merasa dirugikan akibat gempuran produk yang dijual melalui platform media sosial tersebut.
Diketahui Tiktok saat ini memang sudah bertransformasi dari platform media sosial menjadi bagian dari social commerce yang diminati masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari subsidi atau diskon yang diberikan Tiktok.
Bagi Anda yang menggunakan Tiktok Shop untuk berbelanja mungkin juga sudah tidak asing dengan diskon besar-besaran yang sering diterapkan platform tersebut pada event-event tertentu. Diskon yang melahirkan harga tidak wajar inilah yang akhirnya disebut merugikan pedagang hingga berujung pada aksi protes.
Sebagaimana dilaporkan Okezone, Kamis (21/9/2023) sejumlah poster berisikan tuntutan kepada pemerintah terlihat berjejer di depan toko-toko Pasar Tanah Abang. Poster tersebut berisikan kalimat protes dari para pedagang kepada pemerintah untuk menghapus platform e-commerce Tiktok Shop yang dianggap merugikan.
Aksi protes tersebut dilakukan bersamaan dengan sidak yang dilakukan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di Pasar Tanah Abang kemarin. Salah satu pedagang bernama Anton yang ikut dalam aksi protes tersebut dengan tegas mengatakan perihal Tiktok Shop yang sangat merugikan pedagang. Menurutnya, harga yang dipasang di sana tidak masuk akal, jauh di bawah harga pasaran.
“Kalau kami bikin sendiri juga tidak masuk harganya, kenapa di online bisa Rp39 ribu. Itu tak masuk di akal," ujar Anton.
Di sisi lain, Jesica, salah seorang pedagang di Pasar Tanah Abang juga memberikan pendapat lain terkait kerugian yang dialaminya. Beberapa bulan terakhir, dia mengaku telah beralih melakukan penjualan di Tiktok karena omset penjualan di tokonya yang menurun. Namun, hasilnya nihil, tidak ada bedanya. Dia mengaku kalah dengan akun artis-artis yang ikut berjualan di platform tersebut.
“Yang makin banyak mah yang FYP onlinenya, yang biasa orang-orang kitanya segitu-segitu aja sih enggak ada perubahan," kata Jesica.