 
                JAKARTA - Sebentar lagi, kita dapat melihat lebih banyak baterai lithium-ion yang dibuat dengan bahan daur ulang.
Salah satu produsen bahan baterai, BASF, telah mengumumkan kerjasamanya dengan Nanotech Energy, yang dikenal sebagai pembuat produk energi berbasis bahan graphene.
Nantinya, kedua perusahaan tersebut akan memproduksi baterai lithium-ion dengan bahan daur ulang untuk konsumen di Amerika Utara.
Dilansir dari The Verge, Selasa (19/9/2023), BASF akan membuat bahan aktif katoda dengan bahan logam daur ulang menggunakan fasilitas yang tersedia di Battle Creek, Michigan.
Sementara itu, Nanotech nantinya menggunakan bahan-bahan tersebut untuk membuat sel baterai lithium-ion.
Selain itu, BASF dan Nanotech Energy juga akan bekerja sama dengan American Battery Technology Company (ABTC) dan TODA Advanced Materials Inc.
ABTC akan bekerja untuk mendaur ulang bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh Nanotech seperti nikel, cobalt, manganese, dan lithium. Setelah itu, TODA akan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk membuat prekursor baterai, yang kemudian akan diubah oleh BASF untuk menjadi bahan aktif katoda.
Menurut BASF, membuat baterai dengan logam daur ulang dapat mengurangi jejak CO2 sekitar 25%.
“Kemitraan kami dengan Nanotech, ABTC, dan TODA merupakan langkah penting bagi bisnis daur ulang baterai global,” ujar Daniel Schönfelder, Wakil Presiden Logam Dasar dan Daur Ulang Baterai BASF.
“Sekarang, kami sedang membangung sistem loop tertutup pertama di Amerika Utara. Hal ini memungkinkan BASF dan Nanotech untuk memproduksi baterai lithium-ion dengan bahan daur ulang lokal,” tambahnya.