Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Pilot Harus Loncat dari Pesawat dan Terjebak di Awan Cumulonimbus yang Penuh Petir

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Jum'at, 09 Juni 2023 |20:21 WIB
Cerita Pilot Harus Loncat dari Pesawat dan Terjebak di Awan Cumulonimbus yang Penuh Petir
Awan Cumolonimbus. (Foto: pxfuel)
A
A
A

SALAH satu tantangan dalam dunia penerbangan adalah kehadiran awan cumulonimbus. Awan cumulonombus sendiri, merupakan awan kumulus yang bercampur dengan badai guntur dan hujan lebat.

Awan ini merupakan variasi dari nimbus, atau awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer. Awan cumulonimbus dianggap berbahaya karena mengandung arus listrik disertai golak­an udara sangat dahsyat.

Cumulonimbus ini juga dikenal sering menghasilkan kilat. Hal itu disebabkan oleh tetesan terionisasi di awan yang saling bergesekan, sehingga muatan statis yang terbentuk menghasilkan kilat. Jadi, sangat wajar jika pesawat terbang berupaya keras menghindari awan cumulonimbus. Sebisa mungkin menghindar agar tidak ada masalah mendera.

Namun apa jadinya jika Anda terjebak selama 40 menit di awan cumulonimbus? Hal itu yang dialami oleh pilot penerbang Amerika Serikat, Letnan Kolonel William Rankin pada 26 Juli 1959.

Dikutip IFL Science, bagi William Rankin pengalaman itu benar-benar mengerikan dan sulit dibayangkan. Peristiwa bermula saat Willian Rankin menerbangkan pesawat jet F-8 Crusader bersama rekannya, Herbert Nolan. Saat terbang kencang di atas wilayah Carolina Selatan, Amerika Serikat keduanya melihat ada badai terjadi di depan rute terbang mereka.

Awan Cumolonimbus

Mereka kemudian mencoba menghindar dengan naik lebih tinggi hingga 14.3000 meter. Diharapkan pesawat tersebut tidak terjebak awan badai tersebut. Namun saat benar-benar berada di atas awan tersebut, tiba-tiba saja mesin pesawat William Rankin mati dan tidak bisa dinyalakan kembali.

Alhasil, William Rankin mau tidak mau harus melompat keluar dari pesawat dari pada hancur lebur karena pesawat yang tidak bisa menyala lagi. Masalahnya adalah waktu itu ketinggian pesawat sudah mencapai 14.300 meter. Terlalu tinggi untuk pilot melompat keluar dari pesawat. "Apalagi dia tidak dilengkapi dengan baju khusus yang sesuai dengan kondisi ketinggian itu," sebut IFL Science.

Kondisi ketinggian 14.300 meter memang sangat jauh berbeda dengan ketinggian 5.000 meter ke bawah. Suhu udara benar-benar sangat dingin dan tidak pernah ada satu pun orang yang pernah terjun dari ketinggian 14.300 meter.

"Biasanya olahragawan penerjun bebas melakukan terjun di ketinggian 1.000 hingga 3.000 meter. Bahkan hanya penerjun yang sangat ahli bisa terjun di ketinggian 4.500 meter. William Rankin mencoba melakukannya dari ketinggian 14.300 meter," terang IFL Science.

Masalahnya semakin parah karena William Rankin benar-benar tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk terjun dari ketinggian tersebut. Dia tidak memakai baju khusus dan hanya memiliki kantung oksigen terbatas.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement