Masalah lainnya, Musk tidak menjelaskan berapa lama masa waktu seseorang dianggap tidak melakukan aktivitas. Dalam cuitannya, dia hanya menyebut "beberapa tahun" yang tidak pasti periodenya.
Dengan begitu ada asumsi, bahwa pengguna yang aktif namun tidak memposting apapun juga berpotensi mengalami penghapusan akun. Terkait hal ini, publik mungkin harus menunggu informasi lebih lanjut dari Musk.
Kuat dugaan bahwa salah satu alasan Musk menerapkan kebijakan ini lantaran konfliknya dengan NPR. Seperti diketahui NPR telah berhenti memposting dan beraktivitas di Twitter karena dilabeli media afiliasi negara oleh platform tersebut.
Tampaknya ini sebagai salah satu langkah Musk menarik kembali NPR aktif di Twitter. Terlepas dari apapun alasannya, masih perlu beberapa waktu untuk melihat dampak kebijakan ini di masa mendatang.
(Martin Bagya Kertiyasa)