"Ada 460 ribu lebih data rakyat miskin yang kami peroleh dan itu sudah hampir selesai distribusinya. Sampai saat ini sisanya masih terus berjalan," ungkap Ismail dalam kesempatan konferensi pers yang sama.
Ismail pun meminta masyarakat yang mampu agar lebih aware terkait dengan migrasi TV analog ke TV digital sehingga tidak perlu menunggu ASO dilaksanakan baru membeli perangkat STB. Pasalnya migrasi ini juga akan memberikan pengalaman menonton TV yang lebih baik.
"Kalau masyarakat yang mampu itu segera beli STB tidak perlu menunggu. Apalagi Jabodetabek. Kalau sudah sempet mendapat pengalaman nonton tv digital itu saya rasa akan antusias. Jadi tidak pwrlu menunggu," tutupnya.
Sebelumnya, ASO yang semula dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 5 Oktober 2022 ini diundur menjadi tanggal 2 November 2022 setalah mendapat usulan dari Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI). Menurut ATVSI, masih banyak masyarakat yang belum siap sehingga jadwalnya terpaksa digeser.
ATVSI menyebut, berdasarkan hasil Nielsen yang dirilis tanggal 1 Oktober menunjukan untuk DKI Jakarta yang siap dengan digital hanya 43%, artinya ada 57% yang tidak siap. Jika dipaksakan maka tidak baik bagi masyarakat mengingat TV menyajikan hiburan dan informasi yang gratis.
(Ahmad Muhajir)