Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hindari Pakai Ban Vulkanisir untuk Bus, Ini Alasannya

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Sabtu, 17 September 2022 |08:04 WIB
Hindari Pakai Ban Vulkanisir untuk Bus, Ini Alasannya
Ilustrasi ban (dok Freepik)
A
A
A

BAN vulkanisir atau ban bekas seringkali digunakan beberapa kendaraan saat ban mulai gundul dan keuangan cekak.

Sayangnya, terdapat potensi bahaya memakai ban vulkanisir untuk kendaraan loh. Khususnya bus.

CEO Bejeu Muhammad Iqbal Bin Tosin memaparkan, teknologi vulkanisir bisa menambah usia pakai ban dan meringankan beban perusahaan dalam membeli ban baru.

Tapi, penggunaannya tidak disarankan untuk jangka panjang. Pihaknya juga menegaskan tidak menggunakan ban vulkanisir untuk operasional.

infografis

“Kondisi rute bukan jalan aspal melainkan cor-coran yang sangat tajam untuk ban. Bagi kami itu hanya akan membuang-buang uang," terangnya kepada MNC Portal Indonesia.

Seperti diketahui, vulkanisir adalah teknologi menempelkan karet pada permukaan ban yang sudah habis, sehingga menambah daya pakai ban.

Namun, perekat yang digunakan memiliki beban angkut dan kecepatan maksimal.

Jika persyaratan tersebut dilanggar, maka bisa berisiko menyebabkan karet vulkanisir terlepas dan ban bisa mengalami pecah.

Ini dapat menyebabkan kecelakaan bagi pengguna kendaraan lain akibat karet vulkanisir yang terlepas.

“Memang menambah usia pakai ban, tapi saya lupa untuk berapa lama, sudah lama tak pakai. Tapi, yang pasti itu tidak disarankan untuk jarak jauh,” ujar Iqbal.

“Penggunaan ban vulkanisir dilarang dipasang di depan, jadi harus di belakang. Jika terjadi hal yang tak diinginkan seperti karet lepas dan pecah ban, sopir masih bisa mengendalikan bus," tukasnya.

(Kurniawati Hasjanah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement