Twitter awalnya hanya memungkinkan penggunanya menulis sepanjang 140 karakter, sebelum akhirnya jumlah karakter itu berlipat ganda menjadi 280 karakter pada 2017.
Di sisi lain, Twitter bisa dibilang sudah penuh dengan screed tertulis yang lebih panjang, dibagikan dalam bentuk utas (thread), tangkapan layar tweet dari artikel orang lain, atau tulisan pengguna sendiri (biasanya ditangkap di aplikasi iOS Notes).
Dengan memasukkan tulisan bentuk panjang ke dalam platformnya, Twitter berpotensi menangkap lebih banyak nilai dari unggahan ini.
Menerbitkan artikel atau catatan langsung ke Twitter akan membuat teks dapat diindeks untuk tujuan pemasaran dan pencarian, menurut The Verge.
Hal itu juga bisa cocok dengan fitur Newsletter perusahaan yang baru diciptakan
Pada tahun 2021, Twitter membeli perusahaan buletin Revue untuk menghadapi saingan seperti Substack, dan sejak itu mengintegrasikan buletin Revue ke dalam profil Twitter pengguna.
Namun, fitur tersebut tampaknya belum mencapai popularitas yang lebih luas.
(Ahmad Muhajir)