"Arah gaya diferensial yang sama inilah yang membuat resultan/total gaya diferensial yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan pasang perbani, yakni saat konfigurasi pada fase perbani/kwartir awal maupun akhir yang mana Matahari-Bumi-Bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat," papar dia.
Secara umum, gaya diferensial pasang purnama 27%-38% lebih besar dibandingkan saat pasang perbani jika diperbandingkan pada jarak yang sama.
Konfigurasi ini, juga diperkuat oleh Bulan yang mencapai titik terdekat Bumi saat Purnama Stroberi, dengan pertambahan gaya sekitar 25,5% dari gaya diferensial pada jarak rata-rata Bumi-Bulan.
Atas dasar itulah, Andi mengintatkan agar perlu diwaspadai pasang laut tertinggi saat 14 Juni besok, dan diimbau supaya para nelayan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 12-16 Juni.
"Perhitungan ini, semata-mata hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja dan tidak mempertimbangkan gelombang laut akibat badai angin," tegasnya.
(Ahmad Muhajir)