Pengamatan ini, memungkinkan para peneliti untuk secara langsung menentukan ukuran debu segera setelah tumbukan, memperkirakan ukuran objek yang bertabrakan, dan melihat kecepatan penyebaran debu.
“Tidak ada pengganti untuk menjadi saksi mata suatu peristiwa. Semua kasus yang dilaporkan sebelumnya oleh Spitzer belum terselesaikan , dengan hanya hipotesis teoretis tentang seperti apa peristiwa sebenarnya dan debu puing itu,” kata George Rieke, rekan penulis studi.
Sekarang, para astronom mengamati kembali bintang HD 166191 di mana sebelumnya telah dilakukan lebih dari 100 pengamatan di sekitarnya antara tahun 2015 dan 2019. Sebab diprediksi akan mengalami tabrakan lagi dengan benda luar angkasa lain.
Apakah fenomena tabrakan ini mengancam Bumi? tentu tidak, kare bintang tersebut berjarak 388 tahun cahaya.
(Ahmad Muhajir)